blog

blog

Jumat, 29 April 2011

WHERE IS THE GOD?

God is present everywhere; there is no place where He is not present. There is no form that does not belong to Him. However, you search for God, thinking that He is at some distant place. But God is in front of you, behind you, beside you. Every single person around you is an embodiment of God. However, you do not consider the people around you as embodiments of Divinity. You look at their form and consider them as mere human beings. Forget the form. Be firmly established in the feeling that wherever you see it is God only. It is only He who provides everything for our sustenance. You see duality in the world since you go by names and forms. If you see beyond names and forms, you will find unity everywhere.

Tuhan berada di setiap tempat, tidak ada suatu tempat tanpa kehadiran Beliau. Tidak ada bentuk yang bukan milik-Nya. Namun, engkau mencari Tuhan, berpikir bahwa Beliau berada pada suatu tempat di kejauhan. Tetapi Tuhan berada di depanmu, di belakangmu, juga di sampingmu. Setiap orang di sekitarmu adalah perwujudan Tuhan. Tetapi, engkau tidak menganggap orang-orang di sekitarmu sebagai perwujudan Tuhan. Engkau melihat dan menganggap mereka semata-mata sebagai manusia. Lupakanlah wujud ini. Tanamkan dalam perasaanmu bahwa kemanapun engkau melangkah, engkau hanya melihat Tuhan. Hanya Beliau lah yang menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan. Engkau melihat dualitas di dunia ini semenjak engkau berangkat dengan nama dan bentuk fisik. Jika engkau melewati nama dan bentuk fisik ini, dimana-mana engkau akan menemukan kesatuan.                                                                                              BABA



tebing2

SELFLESS SERVICE

Engage yourselves in selfless service. The reward for it will come of its own accord. Do not have any doubts on this score. Whatever you undertake, do it with all your heart and to your full satisfaction. That satisfaction is all the reward and recompense that you will need. It will confer great strength on you. This is the virtue that you have to cultivate. Acquire this true wealth. Without goodness, all other riches are of no avail.
 
Libatkan dirimu dalam pelayanan tanpa pamrih. Pahala dari pelayanan akan datang dengan sendirinya. Janganlah ragu-ragu dalam hal ini. Apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah dengan penuh kepuasan dan dengan segenap hatimu. Kepuasan itu adalah semua pahala dan imbalan yang akan engkau butuhkan. Hal ini akan memberi kekuatan besar padamu. Ini adalah kebajikan yang harus ditanamkan. Dapatkanlah kekayaan sejati ini. Tanpa kebaikan, semua kekayaan yang lain juga sia-sia.

Kamis, 28 April 2011

HUMAN VALUES

You have to develop human values. Without this, you are human merely in form. Man is filled with qualities such as anger, desire, greed, jealousy, etc. These are animal qualities. Anger is the nature of a dog. Wavering mind is the quality of a monkey. You are neither a dog nor a monkey. When you are in a fit of anger, remind yourself that you are not a dog and your anger will diminish. Many animal qualities are rampant in human beings today. What we need to cultivate are the human qualities of compassion, truth, forbearance, empathy, etc. 

Engkau harus mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Tanpa nilai-nilai kemanusiaan ini, engkau hanyalah sekedar berwujud manusia. Manusia dipenuhi dengan kualitas seperti kemarahan, keinginan, ketamakan, iri hati, dll. Ini semua adalah kualitas binatang. Kemarahan adalah sifat alami dari anjing. Pikiran yang ragu-ragu adalah sifat dari kera. Engkau bukanlah anjing, maupun kera. Ketika engkau sedang marah, ingatkan dirimu sendiri bahwa engkau bukanlah anjing maka kemarahanmu akan berkurang. Saat ini, banyak sifat-sifat binatang merajalela pada manusia. Apa yang kita perlukan untuk menumbuhkan sifat-sifat manusia adalah belas kasihan, kebenaran, kesabaran, empati, dll.                                                    BABA


MANIFEST OF LOVE

In this worldly life, love is manifesting in several forms such as the love between mother and son, husband and wife, and between relatives. This love based on physical relationships arises out of selfish motives and self-interest. But the love for the Divine is devoid of any trace of self-interest. It is love for the sake of love alone. This is called Bhakti (devotion). One characteristic of this love is to give and not to receive. Secondly, love knows no fear. Thirdly, it is only for love's sake and not for selfish motive. All these three angles of love jointly connote Prapatthi (Surrender). When one revels in this attitude of Prapatthi, one experiences the bliss of the Divine.

Dalam kehidupan duniawi ini, cinta-kasih diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti cinta-kasih antara ibu dan anak, suami dan istri, serta antara sanak keluarga. Cinta-kasih ini didasarkan pada hubungan fisik yang ditimbulkan oleh motif dan kepentingan pribadi. Tetapi cinta kasih Tuhan sama sekali tanpa jejak kepentingan pribadi. Ini adalah cinta-kasih demi cinta-kasih itu sendiri. Inilah yang disebut dengan Bhakti (pengabdian). Salah satu sifat yang khas dari cinta-kasih adalah memberi dan bukan untuk menerima. Yang kedua, cinta-kasih tidak mengenal rasa takut. Yang ketiga, hanya demi cinta-kasih bukan untuk tujuan pribadi. Ketiga pandangan cinta-kasih ini mengandung arti Prapatthi (pasrah total). Ketika seseorang memiliki sikap Prapatthi, seseorang mengalami kebahagiaan Tuhan.                                                      BABA


PANGGUNG SANDIWARA

Creation has to be viewed as a Cosmic Stage. God is the director and dramatis personae in this play. He assigns all the roles of the characters in the play. All creatures in the world are manifestations of the Divine. The good and evil in the world are expressions of the Divine consciousness. Man should not be misled by these expressions. Behind all the various actions of the actors, the Divine director is at work. It should be realised that though names and forms may vary, languages and nationalities may be different, the human race is one in its divine essence.

Dunia ini harus dipandang sebagai Panggung Alam Semesta. Tuhan adalah sutradaranya dan para pelaku adalah pemainnya. Beliau memberikan semua peran dari tokoh-tokoh dalam drama ini. Semua mahluk di dunia ini adalah manifestasi dari Tuhan. Kebaikan dan kejahatan di dunia merupakan ekspresi dari kesadaran Tuhan. Manusia tidak seharusnya dibimbangkan oleh pernyataan tersebut. Dibalik semua tindakan dari berbagai aktor, sutradara Ilahi (Tuhan) sedang bekerja. Haruslah disadari bahwa meskipun nama dan bentuk mungkin berbeda, bahasa dan kebangsaan mungkin berbeda, ras manusia adalah satu dalam hakekat Ilahi.                BABA


Rabu, 27 April 2011

CHARACTER BUILDING

If we sow a thought today, we reap an act tomorrow. If we sow an act today, we reap a habit tomorrow. If we sow a habit today, we reap a character tomorrow. If we sow a character today, we reap a destiny tomorrow. You do not lose much if a finger is so damaged that it needs to be cut off. The body can still function and be a fit instrument. Even if you lose a limb, you can function and benefit with the help of your other faculties. But if you lose your character, then everything is lost. The crisis of character which is at the root of all the troubles everywhere, has come about as a result of the neglect of this aspect of education. Wisdom thrives when man is afraid of vice and sin and is attached to the Divine.

Jika kita menabur pemikiran hari ini, kita menuai tindakan besok. Jika kita menabur tindakan hari ini, kita menuai kebiasaan besok. Jika kita menabur kebiasaan hari ini, kita menuai karakter besok. Jika kita menabur karakter hari ini, kita menuai takdir besok. Engkau tidak banyak kehilangan jika jarimu harus dipotong karena cedera parah. Tubuh tetap dapat berfungsi dan menjadi instrument yang sesuai. Bahkan jika engkau kehilangan anggota tubuh, tubuh dapat berfungsi dan berguna dengan bantuan indera yang lainnya. Tetapi jika engkau kehilangan karakter, maka engkau kehilangan segalanya. Dimana-mana, krisis karakterlah yang merupakan akar penyebab semua masalah, hal ini terjadi sebagai akibat mengabaikan aspek-aspek pendidikan. Kebijaksanaan tumbuh dengan subur ketika manusia takut pada dosa dan tidak melakukan perbuatan buruk serta dekat pada Tuhan.                                                    BABA


MORAL FORCE AND SPIRITUAL POWER

Moral and spiritual values have to be honoured as much as, if not more than, economic and material values. Life must be a harmonious blend of these values with emphasis on moral strength. The honour of a nation depends on the morality of that nation. A nation without morality will be doomed. Morality has to be grown in the heart by feeding it with love. Then only can we have justice, security, law and order. If love declines among the people, nations will weaken and mankind will perish.

Nilai-nilai moral dan spiritual harus dihargai sebesar-besarnya, tidak lebih dari nilai-nilai ekonomi dan materi. Kehidupan harus harmonis merupakan perpaduan antara nilai-nilai ini dengan menekankan pada kekuatan moral. Kehormatan suatu negara tergantung pada moralitas negara tersebut. Suatu negara tanpa moralitas akan menjadi hancur. Moralitas harus tumbuh dalam hati dengan mengisi hati dengan cinta-kasih. Selanjutnya kita dapat memiliki keadilan, keamanan, hukum dan ketertiban. Jika cinta-kasih merosot diantara orang-orang, suatu negara akan lemah dan umat manusia akan hancur.                                                                                                    BABA



TRUTH CORRIDOR

Life on earth is, as on the ocean, ever restless, with the waves of joy and grief, and of loss and gain, the swirling currents of desires and the whirlpools of passion, greed and hate. To cross the ocean, the only reliable raft is a heart filled with the Love of God and man. Man is born for a high destiny, as the inheritor of a rich heritage. He should not fritter away his days in low pursuits and vulgar vanities. His destiny is to know the Truth, live in it and for it. The Truth alone can make man free and happy. If he is not prompted by this high purpose, life is a waste and a mere tossing on the waves, for the sea of life is never calm.

Kehidupan di bumi ini seperti kehidupan di laut, tidak pernah tenang, dengan gelombang kegembiraan dan kesedihan, keuntungan dan kerugian, berputar-putar di pusaran keinginan dan nafsu, keserakahan dan kebencian. Hanya rakit yang diandalkan yang dapat menyeberangi lautan ini, yaitu hati yang dipenuhi dengan Cinta-kasih pada manusia dan Tuhan. Manusia dilahirkan karena takdir tertinggi, sebagai pewaris dari warisan yang kaya. Dia seharusnya tidak membuang-buang waktunya dalam pengejaran yang rendah dan kesia-siaan. Takdirnya adalah untuk mengetahui Kebenaran, hidup untuk kebenaran dan hidup dalam kebenaran. Kebenaran itu sendiri dapat menjadikan manusia bebas dan bahagia. Jika manusia tidak didorong dengan tujuan tertinggi ini, hidup adalah sia-sia dan hanya diombang-ambingkan oleh gelombang, pada lautan kehidupan yang tidak pernah tenang.                                                                                 BABA



Selasa, 26 April 2011

RELIGION



All religions have taught only what is good for humanity. Religion should be practised with this awareness. If the minds are pure, how can religion be bad? It is a mark of ignorance to consider one religion as superior and another as inferior and develop religious differences on this basis. The teachings of all religions are sacred. The basic doctrines are founded on truth. Atma-Tatwa (the truth of the Spirit) is the essence of all religions, the message of all the scriptures and the basis of all metaphysics.
Semua ajaran agama hanya mengajarkan hal-hal yang baik bagi umat manusia. Agama haruslah dipraktekkan dengan kesadaran seperti ini. Jikalau batin kita murni, bagaimana mungkin terdapat agama yang jelek? Jikalau ada orang yang menganggap agamanya lebih superior daripada agama lainnya atau jikalau ada yang mengembangkan fanatisme dengan dasar seperti ini, maka itu merupakan pertanda kebodohan batin yang sangat fatal. Semua ajaran agama adalah suci adanya. Semuanya berdasarkan kebenaran. Atma-Tatwa (kebenaran tentang Atma/Spirit/Jiwa) merupakan esensi dasar dari seluruh ajaran agama, pesan inti dari seluruh kitab suci dan dasar dari semua aspek metafisika.                                  BABA


CRUCIAL YEARS OF LIFE


In one's life, the years sixteen to thirty are the most precious. This is the period when all of one's faculties and energies are at their peak. Hence one should strive to make the best use of this period. Noble qualities like self-confidence, sacrifice, aspiration and courage must be acquired then. If this time of one's life is wasted, there will only be failures in later years. Bad thoughts and bad practices should be eschewed altogether. During this crucial period, one should try to understand the purpose of life and concentrate one's efforts on achieving one's ideals. No spiritual effort is possible when one has dissipated one's physical and mental abilities.

Dalam kehidupan sebagai manusia, rentang waktu antara usia enam belas hingga tiga puluh adalah merupakan momen yang paling berharga. Inilah periode dimana kemampuan dan energi manusia sedang berada dalam kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, engkau harus benar-benar memanfaatkan rentang usia itu dengan sebaik-baiknya. Kualitas-kualitas diri yang luhur dan mulia seperti kepercayaan diri, pengorbanan, aspirasi dan keberanian haruslah diberdayakan semaksimal mungkin. Apabila rentang usia itu disia-siakan, maka resikonya adalah kegagalan hidup. Pikiran negatif dan perbuatan zalim haruslah dienyahkan seluruhnya. Dalam periode usia yang penting itu, engkau harus melakukan segala daya-upaya untuk memahami maksud/tujuan hidup dan memusatkan usaha untuk mencapai idealisme-mu. Usaha spiritual sudah tidak memungkinkan lagi bagi mereka yang telah menyia-nyiakan kemampuan fisik dan mentalnya.                                          BABA

Senin, 25 April 2011

LOST LOVE

surfing


Duhai batu granit berhati selembut awan gemawan dilangit
izinkan aku membasuh wajahku  dengan gemericik air perigi yang menyembur dari buah dadamu
agar larut debu bintang  pada kental  keringat petualanganku yang sia-sia
dan jiwaku yang terhimpit, yang terasa teramat sempit, serta merta menjadi lega
bagai hamparan langit dimana temaram kasihmu bersemayam
suci dari angkara murka,  iri, dengki, benci dan dendam
Wahai sungai-sungai yang sudah terlanjur dangkal, padahal kau tak pernah meminum airmu sendiri,
jadi semua ini adalah perbuatan tidak senonoh orang-orang bodoh yang mengaku pintar
yang melakukan pengrusakan dihulu lantas pesta pora dimuara
dan mejejalkan sisa-sisanya kedalam mulutmu
tentu saja kau meradang dan memuntahkan banjir bandang
tak perduli keceriaan anak bermain jonjang sambil berdendang
disenja kelabu ini, bayang-bayang kita bagai bocah kembar sedang gigit jari
kesal dan kecewa lantaran hanya bisa berbagi bencana
bahkan kepada wajah-wajah tak berdosa dan kakek nenek yang tua renta
Amboi samodra yang perkasa, telah kau tunjukkan kedasyatanmu disiang hari bolong
sekejap setelah aku terkesima, tidak hanya hati yang remuk redam, melainkan kaki langitpun terluka
kegeramanmu atas kekejianku hanya kenal satu bahasa: sapu rata
kini kita bediri bertolak belakang: masing-masing sibuk dengan deritanya
untuk satu alasan yang serupa: mencari cinta yang hilang
sementara burung camar memekik nyaring disela debur gelombang
Cileungsi ultimo april 2011

Sabtu, 23 April 2011

HARIBAAN IBU PERTIWI

Sisihkan sedikit waktu , jika tidak untuk  menengok barang sejenak, cukuplah mengingat keberadaan Sang Ibu Pertiwi. Ibumu, Ibuku, Ibu kita, Ibu semua anak manusia. Berikan rasa hormat yang tulus dan ikhlas dengan mencium keningnya. Sambil mengenang kasih sayangnya yang tanpa batas, pengorbanannya yang tidak terhingga, siapapun kita, dikerak mana kita terlahir, masih saja kita bisa bermanja-manja, sekalipun sikap konyol dan tolol kita acap kali membuat baginda Ibu terluka. Namun lantaran beliau adalah Ibu sejati yang hatinya sarat dengan sikap welas-asih, maka beliau tidak pernah pilih kasih. Semua direngkuh, semua diasuh, yang jahatpun tidak pernah dianggap sebagai musuh. Pangkuannya begitu teduh, jiwa sekeras tembikarpun bakal hancur luluh.

Tidakkah Ibu Pertiwi sampai detik ini tidak pernah kehilangan rasa peduli kepada semua putra-putrinya? Kepada yang salah dia memberikan teguran sewajarnya, kepada yang serakah hukumannyapun setimpal. Ajarannya tentang budi pekerti dijelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Teladan yang dikemukakan bisa langsung dimengerti. Tidakkah kita tidak jera-jeranya menjadi anak durhaka? Membuang sampah dan kotoran di haribaan sucinya? Dimanakah kaki kita bertumpu selagi melangkah? Kemanakah wajah kita bersujud selagi ibadah? Bagaimana tubuh bersimpuh saat memanjatkan doa? Semua gerak gerik dan tingkah laku kita adalah sikap manja diharibaan Ibunda Pertiwi.  Karena keagungan kasihnya, dia menggiring anak-anaknya untuk menggapai surga yang telah dijanjikan oleh Sang Maha Pencipta. Tak pernah bosan, tak pernah jemu, terus bergulir sepanjang waktu, masihkah tersisa sepercik haru dikalbumu? Dekaplah Ibu dan katakan…..


desa-hijau-5

Jumat, 22 April 2011

KACAMATA

Jawaban irasional untuk pertanyaan mengapa langit berwarna biru antara lain adalah karena kita memakai kacamata hantu. Bila kacamata malaikat yang dipakai, maka langit tampak hitam pekat. Sedangkan kacamata setan membuat langit kelihatan transparan. Dan menurut kacamata manusia, langit itu warnanya saga. Lain lagi kacamata para peri dan bidadari menyebabkan langit tidak ubahnya warna pelangi. Bagaimana pula dengan kacamata kecoa, belatung, reptil, primata dan bakteri? Sungguh dunia ini sarat dengan cara pandang yang multi prulal. Masing-masing memiliki porsi nuansa sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya.

Disuatu waktu, lepaskan lensa kacamata gila itu dan ganti dengan lensa netral tak berwarna. Apa yang tampak? Apakah ada perbedaan? Kemanakah sirnanya keanekaragaman? Darimana munculnya keseragaman yang tidak kalah dahsyat itu? Dari sinilah berawal kasih sayang, bahkan cikal bakalnya segala sesuatu. Wujud asli berupa vibrasi atau getaran yang tidak bisa dideteksi dengan optik rasio, namun sangat peka dengan sensor hati nurani. Bila sisi pendulum ini bisa dipahami, dan tugas kehidupan akan dilanjutkan kembali, yang harus kita lakukan adalah menimbang dengan benar dan tepat, apapun kacamata yang dipakai.

Kamis, 21 April 2011

LIMITED DESIRES

Man thinks that the more he has of worldly goods the happier he will be. But, as desires grow, disappointments and troubles also increase. There should be a limit to our desires, attachments and ambitions. The world is suffering from numerous troubles because people do not keep their desires under check. Nature has prescribed limits for everything - for the temperature of the body, the capacity of the eye to tolerate light or for the ear to listen to sound. When these limits are crossed, harm is caused to the organs concerned. All actions in life should be governed by the limits applicable to each of them. When desires are controlled, genuine happiness is experienced.

Manusia banyak yang beranggapan (salah) bahwa apabila dia semakin banyak memiliki harta-benda duniawi, maka ia akan semakin berbahagia. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah bahwa apabila keinginan (duniawi) semakin bertambah banyak, maka yang justru akan semakin meningkat adalah ketidak-puasan dan persoalan-persoalan lainnya. Hendaknya engkau menerapkan batasan terhadap keinginan-keinginanmu, kemelekatan serta ambisimu juga. Dunia mengalami penderitaan dan kekacauan sebagai akibat manusia tidak mengendalikan keinginannya. Alam telah memberikan batasan terhadap segala sesuatu – misalnya: panas/suhu tubuh kita, kapasitas mata untuk melihat intensitas cahaya yang terbatas, kemampuan telinga untuk mendengar frekuensi tertentu, dan sebagainya... Ketika batasan-batasan itu tidak diindahkan, maka yang terjadi adalah kerusakan terhadap organ-organ bersangkutan. Nah, demikian pula, setiap bentuk tindakan dalam kehidupan ini haruslah berada dalam batasan-batasan yang wajar. Apabila engkau sanggup mengendalikan keinginanmu, maka kebahagiaan sejati akan menjadi milikmu.                                                                                          BABA       

Rabu, 20 April 2011

BELIEFS DIVERSITY

Difference in beliefs and cultural practices among men are well known. Although climatic conditions may be the same in various regions of the world, the ways of living and practices of people are diverse. This diversity is inherent in nature. It is not a defect, but an adornment. This diversity is not to be seen among beasts and birds. That is because they do not have the power to think. Man alone has this capacity.

Kita mengenal adanya perbedaan dalam hal kepercayaan dan praktek-praktek budaya di antara sesama manusia. Walaupun kondisi iklim cenderung sama untuk berbagai daerah di dunia ini, namun terdapat cara dan praktek kehidupan yang saling berbeda. Kemajemukan ini merupakan bagian dari alam. Ia bukanlah suatu cacat, melainkan justru menambah keindahan hidup ini. Keaneka-ragaman tersebut tidak bisa dijumpai di dunia satwa, hal ini disebabkan oleh karena mereka tidak dibekali dengan kemampuan untuk berpikir. Hanya manusialah yang memiliki kapasitas tersebut.                                                                    BABA



LOVE FAITH DIVINITY

Be always saturated with love. Do not use poisonous words against anyone, for words are more fatal than even arrows. Speak softly and sweetly. Sympathise with the suffering and the ignorant. Do your best to apply the salve of soothing words and render timely help. Do not damage anyone’s faith in virtue and Divinity. Encourage others to have that faith by demonstrating in your own life that virtue is its own reward and that Divinity is all-pervasive and all-powerful. 

Senantiasalah memelihara cinta-kasih di dalam dirimu. Janganlah mengucapkan kata-kata yang berpotensi untuk melukai hati orang lain, sebab tutur-kata yang salah diucapkan adalah jauh lebih fatal daripada luka yang diakibatkan oleh terjangan anak-panah. Berbicaralah secara lemah-lembut dan sopan-santun. Bersimpatilah terhadap mereka yang menderita dan yang masih diliputi oleh kebodohan (batin). Berupayalah untuk memberi kata-kata penghibur dan bantuan bilamana diperlukan. Janganlah menggoyahkan keyakinan orang lain dalam hal-hal yang berikaitan dengan nilai-nilai luhur dan Divinity. Doronglah setiap orang untuk mengembangkan keyakinannya dengan jalan menjadikan dirimu sendiri sebagai suri teladannya, yaitu bahwa nilai-nilai luhur akan membuahkan manfaat positif dan bahwa Divinity yang maha kuasa mencakupi segala-galanya.                                                                                                                                BABA



ART EXERCISE