blog

blog

Sabtu, 23 April 2011

HARIBAAN IBU PERTIWI

Sisihkan sedikit waktu , jika tidak untuk  menengok barang sejenak, cukuplah mengingat keberadaan Sang Ibu Pertiwi. Ibumu, Ibuku, Ibu kita, Ibu semua anak manusia. Berikan rasa hormat yang tulus dan ikhlas dengan mencium keningnya. Sambil mengenang kasih sayangnya yang tanpa batas, pengorbanannya yang tidak terhingga, siapapun kita, dikerak mana kita terlahir, masih saja kita bisa bermanja-manja, sekalipun sikap konyol dan tolol kita acap kali membuat baginda Ibu terluka. Namun lantaran beliau adalah Ibu sejati yang hatinya sarat dengan sikap welas-asih, maka beliau tidak pernah pilih kasih. Semua direngkuh, semua diasuh, yang jahatpun tidak pernah dianggap sebagai musuh. Pangkuannya begitu teduh, jiwa sekeras tembikarpun bakal hancur luluh.

Tidakkah Ibu Pertiwi sampai detik ini tidak pernah kehilangan rasa peduli kepada semua putra-putrinya? Kepada yang salah dia memberikan teguran sewajarnya, kepada yang serakah hukumannyapun setimpal. Ajarannya tentang budi pekerti dijelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Teladan yang dikemukakan bisa langsung dimengerti. Tidakkah kita tidak jera-jeranya menjadi anak durhaka? Membuang sampah dan kotoran di haribaan sucinya? Dimanakah kaki kita bertumpu selagi melangkah? Kemanakah wajah kita bersujud selagi ibadah? Bagaimana tubuh bersimpuh saat memanjatkan doa? Semua gerak gerik dan tingkah laku kita adalah sikap manja diharibaan Ibunda Pertiwi.  Karena keagungan kasihnya, dia menggiring anak-anaknya untuk menggapai surga yang telah dijanjikan oleh Sang Maha Pencipta. Tak pernah bosan, tak pernah jemu, terus bergulir sepanjang waktu, masihkah tersisa sepercik haru dikalbumu? Dekaplah Ibu dan katakan…..


desa-hijau-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar