blog

blog

Minggu, 31 Oktober 2010

TITIK NOL.


Pengembaraan imajinerku telah sampai pada satu kawasan tanpa penghuni. Gelap pekat tanpa cahaya, hening bening tanpa suara. Inilah tempat segala sesuatu berawal, setelah pengembaraan eksis yang fluktuatif, segala sesuatupun berakhir disini pula. Tak terkecuali diriku, walaupun aku amat sangat tidak menghendakinya, namun sebagai unsur yang menjadi bagian dari kesempurnaan bernama Titik Nol, dimoment inilah aku memperoleh posisi stabil yang tak tergoyahkan. Sayang aku cuma bisa menggambarkan bayang-bayang baurnya saja. Selebihnya terserah imajinasimu.
Disini atau disitu, bahkan mungkin dimana-mana, bahwa kesadaran tidak mengetahui diri seperti: apakah aku laki-laki atau perempuan, apa masih hidup atau sudah tewas dengan sukses, didunia atau akhirat, disurga atau dineraka, merupakan inti dari esensi hidup yang mangejawantah kepermukaan dengan damai dan sentosa.
Dimana kamu berada? Tidak terlalu penting. Bagaimana keberadaanmu? Itu baru genting. Pusing? Nyabu dulu gan! Maksudku nyarap bubur dulu bro! Tapi sayang di cafe Titik Nol cuma tersedia hidangan berupa angka: 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar