blog

blog

Sabtu, 23 Oktober 2010

Pelangi


Dikedalaman lubuk tak berdasar saudara kembarmu menunggu dengan sabar agar kau segera sadar. Dia begitu peduli, sementara kau sering kali mengabaikan. Dia sangat mengasihi tetapi kau selalu menistakan……
Tentu saja mentari acuh tak acuh saat kau mengeluh. Sebab sinar kasihnya yang tanpa pamrih kau terlantarkan untuk tujuan sia-sia: bersembunyi di kegelapan, asyik menguliti diri sendiri,sambil bermimpi menjadi penguasa galaksi.
Dan rembulanpun bersedia menjadi saksi hanya untuk keagungan cintamu, lantaran tidak bisa lagi menangis walau perjalanan sarat dengan duka nestapa. Dengan senyuman lembut, diufuk barat dia menantimu terjaga dari mimpi dini hari. Ada sekerat kenangan manis hendak disuntingkan diserambi kalbumu, teriring salam rindu.
Nun jauh disana, bintang gemintang sibuk memancarkan kabar dari surga loka. Karena kesetiaanmu sulit diukur, dan pengorbananmu susah ditakar, kini semburat cahayanya berpendar dibola matamu, menerangi muramnya nasib pesakitan yang kau tatap dengan belas kasih, menjadi tolak bala bagi fitnah laknat jiwa durjana.
Maka, bumi yang kamu kasihi sepenuh jiwa raga, menjadi murka karena langkah serong anak durhaka, Tengoklah, airmatanya berlinang-linang lantaran perilaku petualang yang sewenang-wenang. Bila dukanya tak kunjung reda, masihkah ada tempat berlindung selagi bingung?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar