Demi gema beduk waktu yang abadi bertalu talu, demi panggilan adzan yang berkumandang sepanjang zaman, saat hati kembali fitri, maka irama gemuruh takbir meruntuhkan tabir penghalang antara jiwaku dan sukmamu wahai saudaraku seiman. Dengan tatap sarat harap, dukamu dan dukaku lebur jadi satu, kasihmu dan kasihku hablur bagai samodra biru.
Hari ini, jemari kita tak lagi bersimbah darah. Ulurkan tangan kananmu, mari berjabat tangan.Ucapkan kalimat hikmat maaf lahir dan bathin. Mari berpelukan melepas rindu mengobati kangen, selagi dendam dan kebencian bertekuk lutut ditelapak kaki kemanusiaan sejati. Jangan bersedih dan bungkam seribu bahasa, mari bertegur sapa, mari bersuka cita, lupakan duka lara. Karena diantara kita tidak ada lagi dusta. Bukankah lantaran demikian dada terasa lega?
Hari ini, telapak kaki kita bebas dari debu. Saudara kembar pinangku dalam aqidah, mari rapatkan shaff, tautkan lebih erat ukuwah dengan shalat jamaah. Tinggalkan jauh jauh hasrat bermegah megah yng membuat kita mudah lengah. Cukup sudah derita dialami, cukup sudah sabar menanti, mari babat habis belukar iri dan semak dengki di hati.
Jalan yang diridhoi Allah membentang dihadapan. Penuh liku liku dan banyak persimpangan.Tidak patut kita berjalan seorang diri. Tidak elok kita berlari sendiri sendiri. Sebab RidhoNYA adalah karunia bagi siapa saja, bagi semua anak manusia. Tidak memandang pangkat dan derajat, tidak ada kasta pembeda.
Demi Bintang Kejora diufuk timur dan Serambi Mekkah dibumi barat, dan Garis Khatulistiwa yang memayunginya, selaku anak bangsa yang mencintai Ibu Pertiwi, saudaraku se Bangsa dan se Tanah Air, mari rapatkan barisan, maju tak gentar membela yang benar. Setelah hati kembali fitri, maka janji harus ditepati, nazar mesti digenapi. Wasalam!
Hari ini, jemari kita tak lagi bersimbah darah. Ulurkan tangan kananmu, mari berjabat tangan.Ucapkan kalimat hikmat maaf lahir dan bathin. Mari berpelukan melepas rindu mengobati kangen, selagi dendam dan kebencian bertekuk lutut ditelapak kaki kemanusiaan sejati. Jangan bersedih dan bungkam seribu bahasa, mari bertegur sapa, mari bersuka cita, lupakan duka lara. Karena diantara kita tidak ada lagi dusta. Bukankah lantaran demikian dada terasa lega?
Hari ini, telapak kaki kita bebas dari debu. Saudara kembar pinangku dalam aqidah, mari rapatkan shaff, tautkan lebih erat ukuwah dengan shalat jamaah. Tinggalkan jauh jauh hasrat bermegah megah yng membuat kita mudah lengah. Cukup sudah derita dialami, cukup sudah sabar menanti, mari babat habis belukar iri dan semak dengki di hati.
Jalan yang diridhoi Allah membentang dihadapan. Penuh liku liku dan banyak persimpangan.Tidak patut kita berjalan seorang diri. Tidak elok kita berlari sendiri sendiri. Sebab RidhoNYA adalah karunia bagi siapa saja, bagi semua anak manusia. Tidak memandang pangkat dan derajat, tidak ada kasta pembeda.
Demi Bintang Kejora diufuk timur dan Serambi Mekkah dibumi barat, dan Garis Khatulistiwa yang memayunginya, selaku anak bangsa yang mencintai Ibu Pertiwi, saudaraku se Bangsa dan se Tanah Air, mari rapatkan barisan, maju tak gentar membela yang benar. Setelah hati kembali fitri, maka janji harus ditepati, nazar mesti digenapi. Wasalam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar