Kebebasan jiwa tidak ada sangkut pautnya dengan kebebasan sex, kebebasan berserikat, kebebasan berkumpul ataupun kebebasan berpisah. Kebebasan jiwa itu semata-mata mengenai pelepasan inti kehidupan dari semua ikatan yang memasung jiwa dengan beban-beban berat tak tertanggungkan. Apa saja yang disebut kesenangan, kebahagiaan, kesedihan, penderitaan, dan hiruk pikuk yang mengiringinya sepanjang lengkung ruang dan detak waktu, tidakkah selama ini telah menyita sebagian besar hidupmu demi kebimbangan, keraguan dan ketidak pastian? Kenapa kita, kau dan aku, demikian terpana, begitu terkesima, bahkan sampai tergila-gila dengan semua hal yang semu?
Padahal dengan melepaskan diri dari semua ikatan, segala sesuatu menjadi tampak sangat jelas tanpa harus dijelaskan. Situasi dan kondisi bukan saja relatif keberadaanya, tetapi bernilai absolut dan infiniti. Demikianlah hakikat kebebasan jiwa. Bahkan kehidupan maupun kematian tidak cukup perkasa buat membelenggunya. Itulah tuntutan sejati dari kemurnian hati nurani. Tidakkah kita sering mengabaikannya demi mainan berharga murah? Bahkan kita cenderung menuruti bujuk rayu selera rendah? Persembahan tertinggi yang patut kita haturkan keharibaanNya adalah kebebasan jiwa. Semua amal ibadah dan kebajikan yang tidak mengacu pada kebebasan jiwa nilainya bisa diukur dan akan memperoleh imbalan sesuai dengan masing-masing porsinya. Ada banyak tingkatan surga. Tetapi apakah Dia bersemayam disana? Demi kebebasan jiwa kau bebas menentukan pilihan, dan tentukan pilihanmu sekarang juga. Salam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar