Sementara aku masih bebas berkeliaran dan lepas dari jerat hukum negara, terpikir olehku bahwa dunia ini bukan tempat bagi terlaksananya keadilan. Banyak paradoks dan anomali dalam dunia peradilan , pengadilan dan keadilan. Aku tidak tahu persis apakah Tuhan, atau paling tidak Hukum-Hukumnya, ikut berperan aktif membentuk moment sarat kerumitan ini. Wallahualam. Bagaimanapun juga, atas takdirku sementara ini, aku berdiri pada posisi yang jauh lebih menguntungkan dibanding dengan takdir orang yang tidak bersalah tapi malah terkena hukuman, atau sedikit lalai justru tertimpa ketukan palu hakim. Kalau aku ingin mengatakan ini sebagai anugrah khusus bagiku, tapi terasa tidak etis. Dan kalau aku melulu mengikuti perasaanku, tambah lama hatiku tambah pilu.
Ketimbang terus menerus bimbang dengan dispensasi, apakah tidak lebih heroik bila posisi menguntungkan yang kuperoleh sebaiknya dimanfaatkan untuk menjalin pendekatan dengan orng-orang yang bernasib malang lantaran memperjuangkan keadilan? Aku harus berusaha meyakinkan mereka bahwa dunia ini tidak adil, terlepas dari hal itu menyakitkan atau bahkan melukai hidup mereka. Tapi itu hal yang sangat nyata. Aku masih sangat merasakannya, dan tanpa bosan berulang kali memikirkannya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar