Gelegar musiknya bisa jadi mencabik-cabik gendang telinga orang tua lanjut usia. Penampilannya bising dan pontang panting bersama datangnya punting beliung dan banjir bandang. Tanah longsor, gemuruh gelombang tsunami, halilintar sambar menyambar, gempa, gunung meletus adalah lagu kebanggaannya. Sepak terjangnya memang mendirikan bulu roma, tidak kenal kompromi dan tidak pandang bulu.
Tetapi jangan terkecoh dengan penampilan malaikat berjubah setan, sebab disampingmu ada setan berjubah malaikat. Setan akan menggiring kamu masuk kedalam zona kemapanan yang nyaman dan menyenangkan. Disitu kamu akan dibelenggu dan dibius dengan angan-angan kosong yang menyesatkan. Kamu akan dibuat sombong dengan kebodohan dan merasa bangga dengan dosa-dosa, kau menjadi lupa diri, dan dari sisi pandang kesadaran, kamu menjadi tidak lebih dari pada buih yang terhampar dipermukaan ombak yang sedang bergulung-gulung dipantai lalu pecah membentur batu karang. Sangat fana dan kelewat rapuh. Hanya suaranya saja yang riuh dan gaduh.
Ini adalah tentang dunia yang mandiri dan madani. Dunia yang bangkit dari debu kematiannya sendiri. Dunia yang sunyi senyap dan sepi. Dunia sebelum dan sesudah segala sesuatu tergelar dan tergulung, dunia awang- uwung, alam nang, jagat ning, semesta nung yang berintegrasi dalam momentum mang ming mung dan tang ting tung. Alam semesta gumelar yang bergerak mendahului alam semesta gumulung. Inilah panggung bagi The Blue Bubble Rocker. Tempat mereka berkiprah mengaktualisasikan eksistensinya dengan cara paling merdeka, paling blak-blakan, bahkan paling urakan. Ini adalah tempat paling strategis untuk menggugat segala bentuk kemapanan tanpa harus berbenturan dengan dinding penghalang yang tidak relevan. Ini adalah ajang ekspresi meyalurkan enerji inti. Bebas lepas memancar ke segenap penjuru, menciptakan partikel-partikel baru, berlangsung terus-menerus sepanjang waktu, tidakkah dirimu tergugah buat menggubah lagu? Don't you now you are rocker? Even The Blue Bubble Rocker!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar